Rabu, 26 April 2017

DAMPAK NEGATIF INDUSTRI TEKSTIL TERHADAP LINGKUNGAN SEKITAR

DAMPAK NEGATIF INDUSTRI TEKSTIL TERHADAP LINGKUNGAN SEKITAR

http://www.carikampus.com/modules/univ/images/UGLogo.jpg

Disusun Oleh:


Nama                    : Abhel Lizenza
NPM                           : 30414072
Kelas                            : 3ID01




JURUSAN TEKNIK INDUSTRI
FAKULTAS TEKNOLOGI INDUSTRI
UNIVERSITAS GUNADARMA
DEPOK
2017

A.           LATAR BELAKANG
Pada saat ini kemajuan di bidang industri sangat pesat. Di Indonesia sendiri sudah banyak industri berdiri, salah satunya yaitu industri tekstil. Namun perkembangan industri ini juga teradapat dampak negatif terhadap lingkungan. Dampak berbahaya itu berasal dari kelalaian para pendiri industri tersebut dalam membuang limbah pabrik dengan serta merta ke sungai.
Air sungai pada saat ini banyak dimanfaatkan oleh masyarakat sekitar dikarenakan sulitnya mendapatkan air yang bersih di era modern ini. Apalagi bagi masyarakat yang tidak mampu membeli air bersih, tentu akan menggunakan air sungai tersebut untuk memenuhi kebutuhan sehari-hari. Masyarakat yang tinggal di pinggiran sungai pun juga menggunakan air sungai untuk mandi, mencuci bahkan untuk memasak.
Limbah pabrik tekstil yang dibuang ke sungai tentu mengandung zat warna yang digunakan untuk mewarnai kain yang diproduksi. Akan sangat berbahaya apabila pewarna kain yang digunakan untuk produksi tersebut bercampur dengan air sungai akibatnya makhluk hidup yang berada di sungai tersebut akan mati dan apabila masyarakat sekitar menggunakan air sungai tersebut untuk kebutuhan sehari-hari maka hal ini akan mengganggu kesehatan masyarakat yang mengonsumsi air sungai yang tercampur zat warna dari limbah pabrik tekstil tersebut.

B.            PEMBAHASAN
Tekstil adalah material fleksibel yang terbuat dari tenunan benang. Tekstil dibentuk dengan cara penyulaman, penjahitan, pengikatan, dan cara pressing. Istilah tekstil dalam pemakaiannya sehari-hari sering disamakan dengan istilah kain. Dari pengertian tekstil tersebut maka dapat disimpulkan bahwa bahan/produk tekstil meliputi produk serat, benang, kain, pakaian dan berbagai jenis benda yang terbuat dari serat. Pada proses pembuatan tekstil terdpat zat yang dapat mencemari lingkungan yaitu alkylphenols, phthalates, azo dyes dan masih banyak lagi. Dampak Yang Ditimbulkan Zat Warna Limbah Tekstil Pada Tubuh Manusia.
1.        Berkurangnya jumlah oksigen terlarut di dalam air karena sebagian besar oksigen digunakan oleh bakteri untuk melakukan proses pengolahan limbah dalam sungai.
2.        Limbah tekstil yang dibuang  ke sungai, dapat berakibat menghalangi cahaya matahari sehingga menghambat proses fotosintesis dari tumbuhan air dan alga, yang menghasilkan oksigen.
3.        Deterjen yang digunakan untuk proses pencucian  zat warna pada tekstil sangat sukar diuraikan oleh bakteri sehingga akan tetap aktif untuk jangka waktu yang lama di dalam air, mencemari air dan meracuni berbagai organisme air.
4.        Penggunaan deterjen secara besar-besaran juga meningkatkan senyawa fosfat pada air sungai atau danau yang merangsang pertumbuhan ganggang dan eceng gondok (Eichhornia crassipes).
5.        Pertumbuhan ganggang dan eceng gondok yang tidak terkendali menyebabkan permukaan air danau atau sungai tertutup sehingga menghalangi masuknya cahaya matahari dan mengakibatkan terhambatnya proses fotosintesis.
6.        Tumbuhan air (eceng gondok dan ganggang) yang mati membawa akibat proses pembusukan tumbuhan ini akan menghabiskan persediaan oksigen.
7.        Material pembusukan tumbuhan air akan mengendapkan dan menyebabkan pendangkalan (Renita Manurung, dkk. 2004). Ada beberapa proses yang dilalui agar limbah  ini bebas dari unsur pencemaran yaitu :
a. Proses Fisik
Perlakuan terhadap air limbah dengan cara fisika, yaitu proses pengolahan secara mekanis dengan atau tanpa penambahan bahan kimia. Proses-proses tersebut di antaranya adalah : penyaringan, penghancuran, perataan air, penggumpalan, sedimentasi, pengapungan, Filtrasi,
b. Proses Kimia
Proses secara kimia menggunakan bahan kimia untuk mengurangi konsentrasi zat pencemar di dalam limbah. Kegiatan yang termasuk dalam proses kimia di antaranya adalah pengendapan, klorinasi, oksidasi dan reduksi, netralisasi, ion exchanger dan desinfektansia.
c. Proses Biologi
Proses pengolahan limbah secara biologi adalah memanfaatkan mikroorganisme (ganggang, bakteri, protozoa) untuk mengurangi senyawa organik dalam air limbah menjadi senyawa yang sederhana dan dengan demikian mudah mengambilnya.
Proses ini dilakukan jika proses fisika atau kimia atau gabungan kedua proses tersebut tidak memuaskan. Proses biologi membutuhkan zat organik sehingga kadar oksigen semakin lama semakin sedikit. Pada proses kimia zattersebut diendapkan dengan menambahkan bahan koagulan dan kemudian endapannya diambil. Pengoperasian proses biologis dapat dilakukan dengan dua cara, yaitu operasi tanpa udara dan operasi dengan udara (Renita Manurung, dkk. 2004).

C.           KESIMPULAN
Limbah yang dihasilkan oleh industri tekstil sangat berbahaya bagi kesehatan. Masih banyak industri tekstil yang masih membuang limbah tersebut sembarangan dikarenakan belum adanya komitmen dari pimpinan perusahaan, tetapi ada juga sebagian perusahaan yang melakukannya dengan benar. Peran pemerintah  dan masyarakat diperlukan untuk mengurangi perusahaan-perusahaan yang masih membuang limbah sembarangan tanpa diolah limbah tersebut agar ramah lingkungan. Pemerintah juga harus memberi sanksi terhadap perusahaan yang masih membuang limbah agar terciptanya lingkungan yang sehat. 

D.           DAFTAR PUSTAKA
Renita Manurung, dkk. 2004.  Perombakan Zat Warna Azo Reaktif  Secara Anaerob – Aerob. Sumatera Utara : Fakultas Teknik Jurusan Teknik Kimia
https://bisnis.tempo.co/read/news/2013/02/26/090463924/industri-tekstil-dinilai-tak-ramah-lingkungan

E.      Industri Tekstil Dinilai Tak Ramah Lingkungan  LAMPIRAN
Sejumlah aktivis lingkungan hidup Greenpeace menggunakan perahu karet menyusuri saluran air limbah beracun pabrik tekstil di pinggir Sungai Citarum, Desa Sukamaju, Kecamatan Majalaya, Kabupaten Bandung, Jawa Barat, Rabu (5/12). TEMPO/Prima Mu