Disusun Oleh:
Nama : Abhel Lizenza
NPM : 30414072
Kelas : 3ID01
JURUSAN TEKNIK INDUSTRI
FAKULTAS TEKNOLOGI
INDUSTRI
UNIVERSITAS GUNADARMA
DEPOK
2017
A.
LATAR
BELAKANG
Pada saat ini kemajuan di bidang industri sangat pesat. Di
Indonesia sendiri sudah banyak industri berdiri, salah satunya yaitu industri
tekstil. Namun perkembangan industri ini juga teradapat dampak negatif terhadap
lingkungan. Dampak berbahaya itu berasal dari kelalaian para pendiri industri
tersebut dalam membuang limbah pabrik dengan serta merta ke sungai.
Air sungai pada saat ini banyak dimanfaatkan oleh
masyarakat sekitar dikarenakan sulitnya mendapatkan air yang bersih di era
modern ini. Apalagi bagi masyarakat yang tidak mampu membeli air bersih, tentu
akan menggunakan air sungai tersebut untuk memenuhi kebutuhan sehari-hari.
Masyarakat yang tinggal di pinggiran sungai pun juga menggunakan air sungai
untuk mandi, mencuci bahkan untuk memasak.
Limbah pabrik tekstil yang dibuang ke sungai tentu mengandung
zat warna yang digunakan untuk mewarnai kain yang diproduksi. Akan sangat
berbahaya apabila pewarna kain yang digunakan untuk produksi tersebut bercampur
dengan air sungai akibatnya makhluk hidup yang berada di sungai tersebut akan
mati dan apabila masyarakat sekitar menggunakan air sungai tersebut untuk
kebutuhan sehari-hari maka hal ini akan mengganggu kesehatan masyarakat yang
mengonsumsi air sungai yang tercampur zat warna dari limbah pabrik tekstil
tersebut.
B.
PEMBAHASAN
Tekstil adalah material fleksibel yang terbuat dari tenunan benang. Tekstil dibentuk dengan cara penyulaman, penjahitan, pengikatan, dan cara pressing. Istilah tekstil dalam
pemakaiannya sehari-hari sering disamakan dengan istilah kain. Dari pengertian tekstil tersebut maka dapat disimpulkan bahwa
bahan/produk tekstil meliputi
produk serat, benang, kain, pakaian dan berbagai jenis benda yang terbuat dari
serat. Pada
proses pembuatan tekstil terdpat zat yang dapat mencemari lingkungan yaitu
alkylphenols, phthalates, azo dyes dan masih banyak lagi. Dampak Yang
Ditimbulkan Zat Warna Limbah Tekstil Pada Tubuh Manusia.
1.
Berkurangnya jumlah oksigen terlarut di dalam air karena sebagian besar
oksigen digunakan oleh bakteri untuk melakukan proses pengolahan limbah dalam
sungai.
2.
Limbah tekstil yang dibuang ke sungai, dapat berakibat menghalangi
cahaya matahari sehingga menghambat proses fotosintesis dari tumbuhan air dan
alga, yang menghasilkan oksigen.
3.
Deterjen yang digunakan untuk proses pencucian zat warna pada tekstil
sangat sukar diuraikan oleh bakteri sehingga akan tetap aktif untuk jangka
waktu yang lama di dalam air, mencemari air dan meracuni berbagai organisme
air.
4.
Penggunaan deterjen secara besar-besaran juga meningkatkan senyawa fosfat
pada air sungai atau danau yang merangsang pertumbuhan ganggang dan eceng
gondok (Eichhornia crassipes).
5.
Pertumbuhan ganggang dan eceng gondok yang tidak terkendali menyebabkan
permukaan air danau atau sungai tertutup sehingga menghalangi masuknya cahaya
matahari dan mengakibatkan terhambatnya proses fotosintesis.
6.
Tumbuhan air (eceng gondok dan ganggang) yang mati membawa akibat proses
pembusukan tumbuhan ini akan menghabiskan persediaan oksigen.
7.
Material pembusukan tumbuhan air akan mengendapkan dan menyebabkan
pendangkalan (Renita Manurung, dkk. 2004). Ada beberapa proses yang dilalui agar limbah
ini bebas dari unsur pencemaran yaitu :
a. Proses Fisik
Perlakuan terhadap air
limbah dengan cara fisika, yaitu proses pengolahan secara mekanis dengan atau
tanpa penambahan bahan kimia. Proses-proses tersebut di antaranya adalah :
penyaringan, penghancuran, perataan air, penggumpalan, sedimentasi,
pengapungan, Filtrasi,
b. Proses Kimia
Proses secara kimia
menggunakan bahan kimia untuk mengurangi konsentrasi zat pencemar di dalam
limbah. Kegiatan yang termasuk dalam proses kimia di antaranya adalah
pengendapan, klorinasi, oksidasi dan reduksi, netralisasi, ion exchanger dan
desinfektansia.
c. Proses Biologi
Proses pengolahan limbah
secara biologi adalah memanfaatkan mikroorganisme (ganggang, bakteri, protozoa)
untuk mengurangi senyawa organik dalam air limbah menjadi senyawa yang
sederhana dan dengan demikian mudah mengambilnya.
Proses ini dilakukan jika proses fisika atau kimia atau gabungan kedua
proses tersebut tidak memuaskan. Proses biologi membutuhkan zat organik
sehingga kadar oksigen semakin lama semakin sedikit. Pada proses kimia
zattersebut diendapkan dengan menambahkan bahan koagulan dan kemudian
endapannya diambil. Pengoperasian proses biologis dapat dilakukan dengan dua
cara, yaitu operasi tanpa udara dan operasi dengan udara (Renita Manurung, dkk.
2004).
C.
KESIMPULAN
Limbah yang
dihasilkan oleh industri tekstil sangat
berbahaya bagi kesehatan. Masih banyak industri tekstil yang masih membuang limbah tersebut sembarangan dikarenakan belum
adanya komitmen dari pimpinan perusahaan,
tetapi ada juga sebagian perusahaan yang melakukannya dengan benar. Peran pemerintah dan masyarakat
diperlukan untuk mengurangi perusahaan-perusahaan
yang masih membuang limbah sembarangan tanpa diolah limbah
tersebut agar ramah lingkungan. Pemerintah juga harus memberi sanksi terhadap perusahaan
yang masih membuang limbah agar terciptanya lingkungan yang sehat.
D.
DAFTAR
PUSTAKA
Renita
Manurung, dkk. 2004. Perombakan
Zat Warna Azo Reaktif Secara Anaerob – Aerob. Sumatera Utara :
Fakultas Teknik Jurusan Teknik Kimia
https://bisnis.tempo.co/read/news/2013/02/26/090463924/industri-tekstil-dinilai-tak-ramah-lingkungan
E.
LAMPIRAN
Sejumlah aktivis lingkungan hidup Greenpeace
menggunakan perahu karet menyusuri saluran air limbah beracun pabrik tekstil di
pinggir Sungai Citarum, Desa Sukamaju, Kecamatan Majalaya, Kabupaten Bandung,
Jawa Barat, Rabu (5/12). TEMPO/Prima Mu
Tidak ada komentar:
Posting Komentar